Senin, 09 Januari 2017

Tugas softskill ke-3

Tugas softskill ke-3


Nama: Visan Vilian
Kelas:4pa15
Npm:19513172



Kenapa saya masuk universitas gunadarma?

      Sebenarnya rencana saya adalah ingin masuk perguruan tinggi negri di jakarta dengan cara mengikuti SBMTN. Namun kenyataan tidak sesuai dengan harapan dan saya tidak diterimadi universitas negri yang ada di indonesia. Dan saya pun mencari universitas suasta yang ternama dan saya mendengar teman saya un ingin masuk sana. Padahal jika dari awal saya masuk gunadarma saya akan dapat beasiswa, karna saat try out gunadarma yang di adakan di sekolah SMA saya saya mendaat peringkat pertama. Namun saya memilih untuk mengikuti SBMTN dan meninggalkan beasiswa itu. Dan saya datang ke gunadarma hanya untuk mengantarkan teman saya. Namun saya dibujuk untuk ikut mendaftar, dan akhirnya sayaun ikut mendaftar di universitas gunadarma tercintaah.

Bagaimana tujuan kedepan nya?

     Tujuan kedepan nya sih awal nya bingung kenaa masuk jurusan sikologi, dan setelah masuk psikologi barulah saya memikirkan bagaimana tujuan kedepan nya. Saya di beri masukan masukan oleh keluarga saya dan saya tertarik oleh masukan oleh om saya yg menyuruh saya masuk TNI dan menjadi perwira karir. Karna cocok untuk jurusan kedokteran, akutansi dan psikologi. Dan saya berfokus untuk menjadi TNI dengan mengurangi hidup yang kurang sehat agar saya bisa lolos dalam tes yang terbilang berat.

     Tidak sampai disana saja rencara kedepan saya, saya pun memikirkan tujuan lainnya seperti ingin masuk dalam perusahaan total yg dimana saudara saya ada yang bekerja disana, atau un saya ingin lanjut kuliah dengan mengambil jurusan hukum karna saya sedikit tertarik menjadi pengacara dan juga saya ingin menjadi pengusaha yang sukses. Yaa walauun sedikit menghayal tapi setidak nya ada planning yang sudah dipikirkan. Selebihnya balik lagi kepada takdir Tuhan. Hehe sekian cerita saya yang kurang penting ini. Terima kasih

Senin, 07 November 2016

DAMPAK DAN HUBUNGAN CYBERBULLYING DENGAN PSIKOLOGI


Cyberbullying


Contoh kasus: Kasusnya Sonya Depari yang kemarin heboh ternyata semakin panjang. Setelah dibully ramai-ramai di berbagai media sosialnya, Ayah kandung dari Sonya Depari meninggal dunia. Ayah kandung Sonya, Arman Depari, meninggal setelah menonton video Sonya yang sedang memarahi polisi saat merayakan selesainya UN. Beliau dikabarkan syok dan terkena serangan jantung melihat tingkahnya Sonya, mungkin sedih juga karena nggak diakuin sebagai Ayah, Sonya malah menyebut nama lain sebagai Ayahnya.

Kejadian yang menimpa Sonya ini bisa jadi pelajaran bagaimana media sosial bisa sangat berpengaruh di kehidupan nyata. Kalo kamu ngelakuin kesalahan, terekam dan menjadi viral, hidup kamu nggak akan sama lagi, bullying di mana-mana. Mungkin apa yang Sonya lakukan hanyalah suatu bentuk kelabilan remaja, tapi mau gimana, netizen memadangnya berbeda. Terutama untuk anak remaja yang masih labil dan perlu bimbingan, efeknya bisa sangat berbahaya


Cyberbullying adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan dilakukan teman seusia mereka melalui dunia cyber atau internet. Cyber bullying adalah kejadian manakala seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi, atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi digital atau telepon seluler.
Cyber bullying dianggap valid bila pelaku dan korban berusia di bawah 18 tahun dan secara hukum belum dianggap dewasa. Bila salah satu pihak yang terlibat (atau keduanya) sudah berusia di atas 18 tahun, maka kasus yang terjadi akan dikategorikan sebagai cyber crime atau cyber stalking (sering juga disebut cyber harassment).
Bentuk dan metode tindakan cyber bullying amat beragam. Bisa berupa pesan ancaman melalui e-mail, mengunggah foto yang mempermalukan korban, membuat situs web untuk menyebar fitnah dan mengolok-olok korban hingga mengakses akun jejaring sosial orang lain untuk mengancam korban dan membuat masalah. Motivasi pelakunya juga beragam.Ada yang melakukannya karena marah dan ingin balas dendam, frustrasi, ingin mencari perhatian bahkan ada pula yang menjadikannya sekadar hiburan pengisi waktu luang.Tidak jarang, motivasinya kadang-kadang hanya ingin bercanda.
Menurut Hertz (2008), cyberbullying adalah bentuk penindasan atau kekerasan dengan bentuk mengejek, mengatakan kebohongan, melontarkan katakata kasar, menyebarkan rumor maupun melakukan ancaman atau berkomentar agresif yang dilakukan melalui media-media seperti email, chat room, pesan instan, website (termasuk blog) atau pesan singkat (SMS), dan media sosial yang lain nya.
Cyberbullying terdiri dari dua individu yang terlibat, yaitu pelaku (the bully) dan korban (the victim). Pelaku adalah seseorang yang secara langsung melakukan agresi baik fisik, verbal atau psikologis kepada orang lain dengan tujuan untuk menunjukkan kekuatan atau mendemonstrasikan pada orang lain pada cybermedia (Hernandika, 2012). Sedangkan korban adalah seseorang yang menjadi sasaran atau target dari penindasan yang dilakukan oleh pelaku pada cybermedia.
Dampak Psikologis Akibat Cyberbullying Masa remaja merupakan periode kehidupan yang penuh dinamika karena pada masa tersebut terjadinya transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja sehingga masa remaja ini bisa dikatakan sebagai masa labil. Sedangkan penggunaan tekonologi informasi di kalangan remaja semakin meningkat dari tahun ke tahun. Remaja dapat menghabiskan waktu selama 5 jam dalam satu minggu untuk membuka internet. Remaja laki-laki menggunakan internet untuk online, membuka web dan bermain game online sedangkan remaja perempuan menggunakan internet untuk membuka jejaring sosial, chatting, dan berbelanja lewat online shop.
Peningkatan waktu dalam menggunakan internet memungkinkan remaja untuk memiliki pengalaman yang lebih luas di luar batas- batas rumah, sekolah dan masyarakat lokal, namun juga mengakibatkan adanya kenakalan-kenakalan yang dilakukan dalam internet. Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja tersebut misalnya cyberbullying. Kekerasan cyberbullying pada remaja apabila tidak segera diselesaikan dengan baik dihawatirkan akan muncul perilaku negatif yang berakibat fatal. Maka tindakan-tindakan preventif harus segera dilakukan untuk menanggulangi masalah- masalah tersebut.
Melihat cerita korban bullying di atas, apakah kamu masih mau ngebully temen atau orang yang nggak kamu kenal di media sosial? Tidak  hanya karena mereka melakukan kesalahan, seringkali mereka di-bully karena keterbatasan atau kekurangan fisik. Berbagai akibat pun bisa terjadi, seperti:

1.    Rasa malu
Malu saat diledekin, malu setiap mau keluar rumah, terutama bagi mereka yang sempat viral di media sosial, kemungkinan dikenal banyak orang karena kasusnya.

2.    Ketidakpercayaandiri
Korban bullying bisa kehilangan rasa percaya diri karena sebelumnya menerima banyak sekali hinaan dan intimidasi.


3.    Antisosial
Takut bersosialisasi karena khawatir orang-orang yang baru dikenal juga bakal ngeledekin dia, akhirnya jadi menutup diri.

4.    Dendam
Munculnya rasa marah dan kemudian jadi dendam sama orang-orang pernah ngeledekin dia.

5.    Stress dan depresi
Tekanan yang dirasakan oleh korban bullying bisa membekas dan bikin si korban stress, lama-lama jadi depresi.

6.    Bunuh diri
Ini akibat paling fatal, bunuh diri. Korban yang nggak tahan di-bully terus-terusan, merasa nggak punya teman dan hidupnya penuh siksaan 


7.    Keluarga ikut stress
Tidak hanya korban yang stress dan depresi, keluarga pun. Kasus Sonya Depari adalah salah satu contoh bagaimana keluarga korban bullying juga terpengaruh.



Kesimpulan :
Perilaku cyberbullying dapat memberikan dampak negatif, antara lain korban mengalami depresi, kecemasan, ketidaknyamanan, prestasi di sekolah menurun, tidak mau bergaul dengan teman-teman sebaya, menghindar dari lingkungan sosial, dan adanya upaya bunuh diri. Cyberbullying yang dialami remaja secara berkepanjangan akan menimbulkan stres berat, melumpuhkan rasa percaya diri sehingga memicunya untuk melakukan tindakan-tindakan menyimpang seperti mencontek, membolos, kabur dari rumah, bahkan sampai minum minuman keras atau menggunakan narkoba. Cyberbullying juga dapat membuat mereka menjadi murung, dilanda rasa khawatir, dan selalu merasa bersalah atau gagal. Sedangkan dampak yang paling menakutkan adalah apabila korban cyberbullying sampai berpikir untuk mengakhiri hidupnya (bunuh diri) oleh karena tidak mampu menghadapi masalah yang tengah dihadapinya.
Tindakan preventif bisa dilakukan mulai dari diri sendiri, misalnya menambah wawasan tentang penggunaan teknologi informasi, memperkaya kreatifitas, dan mulai menanamkan sikap kearifan sejak dini. Peran keluarga dan bimbingan orang tua juga sangat diperlukan misalnya dengan mendampingi anak saat menggunakan alat komunikasi serta membiasakan untuk bersikap terbuka antar masing-masing anggota keluarga.




Nama   : VILIAN VISAN
Kelas   : 4PA15
NPM   : 19513172

Minggu, 16 Oktober 2016

Sistem Informasi Psikologi

1. PENGERTIAN SISTEM
Menurut Gaol (2008) sistem adalah hubungan satu unit dengan unit lainnya yang saling berhubungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat dipisahkan serta menuju satu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Selain itu, menurut Jogiyanto (2005) sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.
Sedangkan menurut Poerwadarminta (2003) sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang berupa alat dan lain sebagainya, yang bekerja sama untuk melaksanakan tujuan tertentu.
Berdasarkan pengertian beberapa tokoh tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang menyatu secara kompleks dan rapi untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan tertentu.
2. PENGERTIAN INFORMASI
Menurut Jogiyanto (2005) informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya, yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang berguna untuk para pengambil keputusan.
Menurut Alamsyah (2005) informasi adalah data yang telah diolah dengan cara tertentu sesuai dengan bentuk yang diperlukan.
Selain itu, menurut Bodnar & Hopwood (2000) informasi merupakan data yang diolah sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan dasar dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat dan benar.
Begitu pula menurut Sutabri (2012) informasi adalah data yang diolah dan diinterpretasikan untuk mengambil sebuah keputusan.
Berdasarkan pengertian menurut tokoh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil pengolahan data yang diolah dengan cara tertentu lalu diinterpretasikan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
3. PENGERTIAN PSIKOLOGI
Menurut Muhibbinsyah (2001) psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebagainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
Clifford T. Morgan (dalam Sarwono, 2009) berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.
Sedangkan Gardner Murphy (dalam Sarwono, 2009) berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku terbuka dan tertutup manusia baik secara individu maupun kelompok.
4. SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI
            Berdasarkan pengertian istilah-istilah diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat kombinasi dari manusia dan teknologi yang dimaksudkan mengolah data mengenai perilaku manusia sehingga menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu.
Sumber :
Alamsyah, Z. (2005). Manajemen sistem informasi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Bodnar, G. H., & Hopwood, W. S. (2000). Sistem informasi akutansi, terjemahan Amir Abadi Jusuf, Rudi M. Tambunan. Jakarta : Salemba Empat
Gaol, J.L. (2008). Sistem informasi manajemen. Jakarta : PT Gramedia
Jogiyanto. (2005). Analisis dan desain sistem informasi.Yogyakarta : Penerbit Andi
Muhibbinsyah. (2001). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Poerwadarminta, W.J.S. (2003). Kamus umum bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Sarwono, S. W. (2009). Pengantar psikologi umum. Jakarta : Rajawali Pers
Sutabri, T. (2012). Analisis sistem informasi. Yogyakarta : Penerbit Andi

Senin, 04 Mei 2015

Pegertian kesehatan mental


A.  Pengertian Kesehatan Mental

Kesehatan mental alih bahasa dari Mental Hygiene atau mental Health. Definisi-definisi yang diajukan  para ahli diwarnai oleh keahlian masing-masing. Menurut World Health Organization dalam Winkel  (1991) disebutkan : Sehat adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik,mental dan social secara penuh dan bukan semata-mata berupa absensinya penyakit atau keadaan lemah tertentu. Dedinisi ini memberikan gambaran yang luas dalam keadaan sehat,mencangkup berbagai aspek sehingga diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan hidup. dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan bersama serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.


Menurut pengertian para ahli:

1.   Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” bahwa: “Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan)”.   

2.   Menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan individu tersebut.

3.    Zakiah Darodjat, terhindarnya seseorang dari gejala-gejala ganggun dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kebahagiaan bersama serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.

4.   Allport, manusia sehat adalah manusia yang mencapai kematangan.

5.   Maslow, manusia sehat adalah manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dan mencapai kebahagiaan.

Kesehatan mental adalah keserasian atau kesesuaian antara seluruh aspek psikologis dan dimiliki oleh seorang untuk dikembangkan secara optimal agar individu mampu melakukan kehidupan-kehidupan sesuai dengan tuntutan-tuntutan atau nilai-nilai yang berlaku secara individual, kelompok maupun masyarakat luas sehingga yang sehat baik secara mental maupun secara sosial. Sikap hidup individu yang sehat dan normal adalah sikap yang sesuai dengan norma dan pola hidup kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan.


   Pada tahun 1950. Humanistik merasa tidak puas dengan behaviori maupun dengan aliran psikoanalisis. Aliran humanistik ini mengarahkan perhatiannya pada humanisasi yang menekankan keunikan manusia. Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif,yang di kendalikan oleh nilai-nilai dan pada pilihan-pilihan sendiri bukan pada kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Aliran humanistik memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang membedakan menusia dengan binatang, yaitu kebebasan untuk memilih (freedom for choice) dan kemampuan untuk mengarahkan pekembangannya sendiri (self-direction). Banyak ahli menyebut teori tersebut sebagai “self-theorities” karena teori-teori tersebut membahas pengalaman-pengalaman batin, pribadi, yang berpengaruh terhadap proses pendewasaan diri seseorang, dan pertumbuhan itu diarahkan pada aktualisasi diri.
Prinsip- prinsip belajar humanistik:
1. Manusia mempunyai belajar alami
2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya
4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil
5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh caar
6. Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya
7. Belajar lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar
8. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
9. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri
10.Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri :
a. Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
b. Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
c. Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
d. Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
e. Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
f. Memikul tanggung jawab.
g. Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
h. Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan me

Jumat, 24 April 2015

Pengertian dan contoh-contoh dari Social facilitation, Social loafing dan Deindividuasi




1.             Social Facilitation 

Social facilitation adalah kecendrungan orang untuk melakukan tugas dengan lebih baik bila tugas nya sederhana, dan lebih buruk bila tugasnya kompleks, dalam keadaan hadirnya orang-orang lain dan kinerja di evaluasi.

Contoh social facilitation adalah seperti anak-anak yang bermain sepeda. Anak yang bersepeda bersama teman-temannya akan memacu lebih cepat dari pada bersepeda sendirian, karna ia mesara ingin memperlihatkan kemampuan nya terhadap teman-teman nya bahwa ia bias lebih dari teman-teman nya yang lain.

·         Alertness (kehadiran orang lain membuat kita lebih siaga) 
Contohnya ketika mahasiswa sedang di suruh dosen untuk mencatat pelajaran di buku, lalu dosen itu pun memantau atau datang menghampiri mahasiswa pada saat itu mahasiswa akan bekerja lebih siaga dan lebih cepat.
·         Evaluation Apprehension (kehadiran orang lain membuat kita lebih peduli akan penilaian orang lain terhadap diri kita)
Contohnya ketika pacar atau orang terdekat memperhatikan sikap kita yang kurang baik terhadap orang yg baru kenal, kita belajar untuk mengevaluasi dan menilai diri kita, agar kita lebih baik dari sebelumnya.
·         Distraction Conflict (kehadiran orang lain dapat mengalihkan perhatian kita saat menyelesaikan tugas)
Contohnya ketika kita sedang menyelesaikan tugas kuliah dirumah dan tiba-tiba teman rumah kita datang kerumah untuk berbincang-bincang pada saat kita menyelesaikan tugas, maka kejadian seperti itu dapat mengalihkan perhatian kita terhadap tugas tersebut)



2.             SOCIAL LOAFING

Social loafing yaitu kecendrungan orang untuk berkinerja buruk bila tugas nya sederhana, dan sebaliknya, berkinerja lebih baik jika tugas nya kompleks, terjadi dalam kondisi hadirnya orang lain dan kinerja mereka secara individu tidak dapat dievaluasi.

        Contohnya ketika kita sedang mendorong mobil secara berkelompok dan mobil tersebut hanya melaju pelan sedangkan kita sudah bersemangat mendorong mobil tersebut, dan kita melihat ada beberapa orang malah seringkali tertangkap basah tidak bersungguh-sungguh mendorong mobilnya dan kita merasakan kemalasan social dan hilangnya produktifitas.


3.             DEINDIVIDUASI

Deindividuasi adalah melonggarnya hambatan normal terhadap perilaku, jika orang-orang tidak dapat diidentifikasi, berakibat meningkatnya tindakan-tindakan inplinsif dan penyimpangan atau suatu proses hilangnya kesadaran individu karena melebur di dalam kelompok atau bisa dikatakan sebagai pikiran kolektif.


            Contohnya adalah ketika dalam geng motor da nada satu orang ada masalah dan bertengkar dengan geng motor lain, dan kita terpacu dan ingin membantu teman kita, dan akhirnya terjadi keributan anter geng motor tanpa memperdulikan keselamatan diri sendiri.

Jumat, 05 Desember 2014

INTERNET ADDICTION


INTERNET ADDICTION

Semakin berkembangnya zaman, manusia menjadi tidak bisa jauh atau lepas dari yang namanya internet. Hal ini menyebabkan manusia menjadi kecanduan atau biasa disebut dengan internet addiction disorder . Berikut saya akan membahas berbagai macam internet addiction dari berbagai sumber yang saya temui.
1. Pengertian Internet Addiction Disorder
Internet Addiction Disorder (IAD) atau gangguan kecanduan internet meliputi segala macam hal yang berhubungan dengan internet dan website seperti jejaring sosial, email, pornografi, judi online, game online, chatting dan lain-lain. Jenis gangguan ini memang tidak tercantum pada manual diagnostik dan statistik gangguan mental, atau yang biasa disebut dengan DSM, namun secara bentuk dikatakan dekat dengan bentuk kecanduan akibat judi, selain itu badan himpunan psikolog di Amerika Serikat secara formal menyebutkan bahwa kecanduan ini termasuk dalam salah satu bentuk gangguan.
Pernah terjadi kasus di Amerika dimana seseorang harus tidak lulus karena tidak pernah menghadiri kelas karena sibuk berinternet. Dan kasus didalam negeri sendiri adalah seorang gadis usia 12 tahun kabur dari rumahnya selama dua minggu, gadis tersebut mengaku tinggal disebuah warnet untuk memainkan game online.
Internet dan komputer bisa memberikan dampak negatif pada perilaku, baik secara langsung ataupun secara perlahan di kemudian hari. Laporan dari Leonard Holmes. PhD, dalam tahun yang sama menyebutkan rata-rata pengguna internet menghabiskan waktunya 19 jam perminggunya. Banyak penelitian lain juga menyebutkan bahwa mahasiswa menghabiskan waktunya 11 jam setiap minggunya untuk ber-online (Scherer, 1997).
2. Beberapa bentuk gejala kecanduan Internet atau Internet Addiction Disorder (IAD)
  • kurangnya tidur dan kelelahan,
  • mendapat nilai yang buruk dalam studi,
  • performa kerja yang menurun,
  • lesu dan kurangnya fokus.
  • cenderung kurang terlibat dalam aktivitas dan hubungan sosial, kurang bisa bersosialisasi,
  • berbohong tentang berapa lama waktu yang mereka gunakan untuk online dan juga tentang permasalahan-permasalahan yang mereka tunda karenanya.
  • Kebanyakan dari orang-orang yang kecanduan internet adalah mereka yang mengalami depresi berat, kecemasan.


Kecanduan internet ada tiga jenis :
  •     Bermain game yang berlebihan
  •     Kegemaran seksual
  •     Email/ pesan teks
Dari hal tersebut maka diketahui bahwa kecenderungan kecanduan ini dimiliki oleh mereka yang memiliki gangguan dalam dunia nyata, sehingga internet merupakan salah satu media ‘pelarian’ mereka.
Ketidakmampuan seseorang dalam mengontrol diri untuk terkoneksi dengan internet adalah cikal bakal dari lahirnya bentuk kecanduan ini, bahkan di Amerika Serikat telah berdiri panti rehabilitasi untuk menyembuhkan bentuk kecanduan khusus internet. kebiasaan yang tidak terkendali memang terkadang dapat menimbulkan petaka tersendiri bagi diri kita, dengan tidak bisa mengatur lamanya durasi berinternet, menghabiskan waktu dan meninggalkan semua tanggung jawab dalam kehidupan nyata.
Kecanduan internet secara khusus dianggap sebagai masalah di negara -negara Asia seperti Korea Selatan dan China.

Di Korea Selatan sudah ada 10 peristiwa kematian di internet kafe terkait sakit jantung dan masalah lainnya, begitu juga dengan pembunuhan terkait game.

Sebuah laporan dari China mengungkap bahwa setidaknya satu dari enam orang pengguna internet di China kecanduan terhadap internet sampai batas tertentu.

Kecanduan internet dapat secara khusus menjadi masalah bagi kaum remaja dan anak muda, yang kurang memiliki peraturan iri dan lebih rentan pengaruh media.

Kecanduan internet masih jadi perdebatan untuk masuk dalam gangguan kejiawaan atau tidak. Para pasien yang mengalami kecanduan internet juga sering mengalami kondisi kejiwaan lain seperti kurang perhatian gangguan hiperaktif, depresi, kecemasan, rendah kepercayaan diri, impulsif, tak tahu malu, dan cenderung mau bunuh diri.

Selain itu, kecanduan terhadap internet bisa merupakan menjadi bagian dari kondisi-kondisi tersebut dan bukanlah entitas yang terpisahkan.

Para ahli kejiwaan harus waspada selama menangani pasien muda dengan kondisi, seperti depresi dan harus memahami mengenai kecanduan internet.

Data yang dikumpulkan oleh penelitian lain menunjukkan variasi yang besar dalam konteks dari tipe orang pada risiko mengalami  kecanduan internet.

Sebagai contoh, kebanyakan penelitian menemukan kecanduan internet lebih umum terjadi pada laki-laki, tetapi beberapa menemukan jumlah perempuan lebih besar atau tak ada perbedaan gender. Penelitian lanjutan dibutuhkan untuk hal ini.
3. Memanfaatkan Internet dengan Sebaik-baiknya
Internet bukanlah sebuah bencana jika kita pandai menggunakan dan memanfaatkan teknologi ini dengan sebaik-baiknya, apakah bermanfaat atau tidak? apakah baik atau buruk?, karena internet telah membantu proses pencerdasan bangsa, mengubah dunia menjadi sebuah kampung kecil, dimana jarak dan waktu tidak lagi menghambat penyebaran informasi. Komunikasi antar manusia, walau jauh jaraknya, kini dengan adanya berbagai jejaring sosial telah memudahkan interaksi. Internet telah menjadikan dunia penuh dengan kemajuan, di desa dan di pelosok terdalam sekalipun dapat mengikuti setiap detik perkembangan dunia, pemerataan informasi dan pengetahuan semakin dirasakan nyata.
Banyak sekali manfaat yang telah diberikan internet kepada manusia, banyak pengetahuan dan juga informasi disini yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dengan demikian maka kebijaksanaan seseorang untuk menggunakan teknologi itu sendiri yang harus terus dikembangkan, sehingga tujuan awal dari penciptaan teknologi yaitu guna mempermudah dan meningkatkan kualitas hidup manusia dapat benar-benar terwujud dikemudian hari.
4. Internet bisa Bermanfaat atau Tidak Bermanfaat
Jika seseorang menghabiskan 24 jam nonstop, online demi mencari bahan untuk tugas akhir kuliahnya atau informasi bisnis atau mungkin juga melakukan promosi toko online dan website pribadi atau menjadi administrator website perusahaan tempat dia bekerja, secara logika hal tersebut tidaklah ada salahnya, karena jelas pengunaannya bermanfaat sesuai dengan tujuan dan pekerjaannya. Namun, jika seseorang menghabiskan waktu untuk online untuk sekedar browsing selama 24 jam nonstop, sekedar saja, sekedar menonton video porno, sekedar main judi online, sekedar memainkan game online, sekedar kesenangan tak bermanfaat, kemudian meninggalkan tanggung jawabnya di dunia non-maya dan tidak memiliki tujuan yang penting dan berarti, maka ini diindikasikan sebagai gangguan (kecanduan internet) atau sakit.
Segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik, kebiasaan berinternet yang sehat adalah dengan menyesuaikan jadwal dan juga kepentingan, serta tidak melupakan tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing individu. Walau kini dunia maya selalu saja menghadirkan inovasi-inovasi terbaru, yang mana memungkinkan mereka yang tidak memiliki depresi berat, kecemasan atau gangguan sosial untuk ketagihan melakukan kegiatan dalam dunia maya, dengan demikian kebijaksanaan sebagai pengguna adalah dibutuhkan untuk mengimbanginya.
Penggunaan komputer yang tidak bermanfaat yaitu apabila menganggu keseimbangan antara kehidupan nyata dan dunia maya (cyberspace), artinya individu harus mampu mengontrol dorongan-dorongan untuk beronline, tidak mempengaruhi kehidupan cyberspace dalam perilaku kesehariannya, individu mampu menyelesaikan tugas-tugas kesehariannya tanpa terganggu dari dorongan impuls untuk berinternet.
Jadi internet addiction disorder merupakan gangguan yang berhubungan dengan kejiwaan meskipun masih dalam perebatan. Akan tetapi megapa berhubungan dengan kejiwaan? Karena gangguan ini dapat mengakibatkan seseorang merasa kecanduan dan apabila berlebihan dapat mengakibatkan depresi yang hebat seperti pecandu obat-obatan. Penggunaan internet sendiri sebenarnya tergantung pada individu masing-masing seberapa bisa dia menyikapinya dengan bijak dan seimbang.

Analisis dalam artikel ini adalah
Bermain internet dapat di katakana wajar bila di gunakan seseorang seperlunya, dalam hal yang bermanfaat bias mengunakan internet untuk mencari tugas,refresing bermain game seperlunya jangan menjadikan internet sebagai pelarian dari kenyataan hidup berusaha untuk bersosialisasi, bermain dengan teman sebaya, agar tidak mengunakan internet sebagai pelarian dari dunia nyata.

Daftar pustaka