Psikologi dan Internet dalam Lingkup demografi
I. I.
Pendahuluan
Internet telah membawa perubahaan yang revolusioner tidak
hanya di ruang lingkup komputer, tetapi juga didunia komunikasi. Internet
sebagai “ gudang informasi tanpa batas “ telah pula membawa banyak perubahaan
pada pola kehidupan masyarakat di kota-kota besar. Informasi yang dulunya sulit
digapai kini begitu mudah untuk diakses hanya dengan beberapa klik pada
komputer.
Semakin berkembangnya internet saat ini di Indonesia maupun
diseluruh dunia, bersangkut paut pada aspek-aspek secara psikologi dimana
mempengaruhi identitas diri indiviudu secara nyata maupun virtual dan
karakteristik kepribadian. Serta aspek-aspek demografis dimana mempertimbangkan
gender, usia, budaya dan SES
II. Rumusan
Masalah
1. Apa aspek Psikologis dari individu dalam
pengguna internet
2. Apa aspek Demografis dari individu dalam
pengguna internet
III. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami dan
menjelaskan tentang fenomena identitas melalui internet dan karakteristik
pengguna internet.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan
pengaruh gender, usia, budaya dan SES dalam interaksi manusia dan internet.
IV. Pembahasan
A. Aspek Psikologis dari
individu pengguna internet.
Banyak sekali terjadinya fenemona identitas diri melalui
internet secara identitas nyata maupun identitas virtual yang memungkinkan
individu mengubah sama sekali identitas nyatanya ke sebuah identitas lain yang
sifatnya virtual dan karakteristik seseorang indvidu.
Saat ini banyak sekali jejaring sosial yang bermuculan,
seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram dan lain-lain. Banyak orang
yang mengunakan identitas palsu atau bisa disebut anonim untuk
mendaftrakan diri / menjadi penguna aktif dari salah satu jaringan sosial.
Antaralain faktor-faktor yang membuat seseorang mengunakan identitas palsu
adalah untuk menutup jejak didunia maya, dan menjaga repotasi harga diri.
Dimana seseorang ingin meluapkan emosinya didunia maya, tanpa diketahui oleh
orang lain siapa dia sebenarnya.
Karakteristik seseorang akan telihat berbeda, ketika dia
berada didunia nyata dengan saat dia berada di jejaring sosial. Saat didunia
nyata mungkin dilihat karakternya sangat pendiam dan tidak mudah bergaul atau
tidak asik untuk diajak berbicara, namun lain halnya saat didunia maya.
Karakter dia menjadi anak yang mudah bergaul dan asik untuk diajak bebicara.
Dalam Jurnal Analisis Faktor Penggunaan Internet Terhadap
Motivasi dan Peningkatan Kemampuan Akademik Mahasiswa Teknik
Komputer.
Dalam jurnal ini paparkan oleh Vivi Sahfitri bahwa :
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa yang telah dilakukan serta sesuai
dengan maksud dan tujuan penelitian, maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji korelasi dan regresi
diperoleh fakta bahwa secara parsial tidak ada hubungan atau pengaruh yang
signifikan antara Variabel pemanfaatan e-learning
terhadap Prestasi belajar mahasiswa. Pada Kondisi ini
dapat dijelaskan secara sendiri-sendiri atau parsial tidak terdapat pengaruh
pemanfaatan e-learning terhadap prestasi belajar Mahasiswa.
2. Pengaruh secara parsial dari variabel
pemanfaatan e-learning dengan kemampuan pemahaman mahasiswa
berdasarkan uji yang telah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan. Pada Kondisi ini dapat dijelaskan secara sendiri-sendiri atau
parsial terdapat pengaruh pemanfaatan e-learning terhadap Kemampuan
pemahaman mahasiswa.
3. Hasil pengujian
regresi yang dilakukan secara bersama-sama atau uji serentak di peroleh hasil
bahwa Pengaruh secara bersama dari variabel pemanfaatan e-learning
dengan Prestasi belajar mahasiswa dan kemampuan pemahaman
Mahasiswa menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif.
Dalam
Jurnal Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan
Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Astutik Nur Qomariyah, mengenai perilaku
penggunaan internetpada kalangan remaja di perkotaan dengan berdasarkan
pertanyaan penelitian yang telah diajukan, maka peneliti dapat
menyimpulkan tiga hasil temuan penelitian. Yaitu :
Pertama,
usia responden saat pertama kali mengenal dan menggunakan internet ialah
12 tahun. Rata-rata saat itu mereka telah memasuki kelas VII SMP, dimana
tugas-tugas sekolah yang diberikan mulai mengharuskan mereka mencari
sumber atau bahan-bahannya di internet sehingga mereka dituntut harus bisa
menggunakan internet. Sebagian besar remaja perkotaan dalam penelitian ini
mengungkapkan bahwa teman sebaya (peer groups) dijadikan sebagai
sumber belajar pertama kali berinternet bagi mereka, baik untuk bisa
melakukan aktivitas-aktivitas intenet tertentu yang lebih bersifat
kesenangan (seperti: chatting, bermain game online, membuat account di
salah satu situs social networking atau bahkan mengunjungi
situs-situs pornografi) maupun membantu mereka untuk kepentingan akademis
yakni mencari bahan atau sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Berdasarkan aspek
intensitas penggunaan internet, sebagian besar remaja perkotaan lebih sering
mengakses internet di warnet meskipun di sekolah mereka terdapat fasilitas
internet yang dapat dimanfaatkan secara free (baik di
laboratorium komputer atau perpustakaan sekolah). Frekuensi internet yang
digunakan bagi remaja perkotaan yang sering mengakses internet di rumah
cenderung lebih sering dengan durasi setiap kali mengakses internet lebih lama
dibandingkan dengan remaja perkotaan yang sering mengakses internet di tempat
lainnya, seperti: warnet, sekolah atau wifi area. Dari jumlah waktu penggunaan
internet per bulan menunjukkan bahwa pada umumnya kalangan remaja di perkotaan
yang sering mengakses internet di rumah termasuk dalam kategori heavy
users (pengguna internet yang menghabiskan waktu lebih dari 40 jam per
bulan). Sedangkan remaja di perkotaan yang sering mengakses
internet di warnet dan memanfaatkan wifi area publik sebagai tempat akses
internet mereka dikategorikan sebagai medium users (pengguna
internet yang menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan). Sementara
itu, bagi remaja di perkotaan yang sering mengakses internet dengan
memanfaatkan layanan internet yang tersedia di sekolah menunjukkan bahwa pada
umumnya mereka tergolong sebagai light users(pengguna internet yang
menghabiskan waktu kurang dari 10 jam per bulan).
Kalangan remaja
di perkotaan menggunakan internet untuk untuk empat dimensi kepentingan,
yaitu informasi(information utility), aktivitas kesenangan (leisure/fun activities),
komunikasi (communication), dan transaksi(transactions).
Meskipun dari keempat kepentingan penggunaan internet tersebut
aktivitas-aktivitas internet yang dilakukankalangan remaja di perkotaan lebih
banyak ditujukan untuk aktivitas kesenangan (leisure/fun activities)
dari pada untuk kepentingan lainnya, namun aktivitas internet yang paling
banyak dilakukan mereka adalah mencari sumber atau bahan terkait dengan
tugas atau pelajaran sekolah.
B. Aspek Demografis dari individu pengguna internet.
Situs jejaring social memiliki beragam fitus teknis. Namun
pada umunya, mereka memuat dan memperlihatkan profil penggunanya serta daftar
teman yang juga merupakan pengguna dalam system tersebut. Umumnya profil
disusun berdasarkan pernyataan yang mengacu pada usia,
gender, lokasi, dan “tentang saya”. Biasanya pengguna dapat
mengetahui gender pengguna lain berdasarkan nama atau foto profil yang diunggah
pengguna lain. Ini digunakan untuk memperkenalkan diri kepada dunia maya
tentang siapa dan bagaimana tentang dirinya.
Berangkat dari studi mengenai komunikasi interpersonal dan
media, para peneliti telah mengembangkan tipologi untuk berbagai motif dalam
penggunaan internet, yaitu:
1. Kegunaan interpersonal
2. Mengisi waktu luang
3. Pencarian informasi
4. Kemudahan/kenyamanan
5. Hiburan
Diseluruh di dunia, terutama di Indonesia, usia muda adalah
usia yang banyak menggunkana internet dan banyak menghabiskan waktu didunia
maya dan bersosialisaisi dijejaring sosial seperti facebook, twitter ataupun
jaringan sosial yang lain. Pemasar yang ingin memasarkan barang produksi untuk
kaula muda dapat memanfaatkan social media sebagai sarana promosi yang sangat
ampuh. Contohnnya situs http://www.tokobagus.com/ yang dimana
pemasar dapat mempromosikan barang produksinya disitu tersebut.
V. Kesimpulan
Banyak sekali terjadinya fenemona identitas diri melalui
internet secara identitas nyata maupun identitas virtual yang memungkinkan
individu mengubah sama sekali identitas nyatanya ke sebuah identitas lain yang
sifatnya virtual dan karakteristik seseorang indvidu.
Saat ini banyak sekali jejaring sosial yang bermuculan,
seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram dan lain-lain. Banyak orang
yang mengunakan identitas palsu atau bisa disebut anonim untuk
mendaftrakan diri / menjadi penguna aktif dari salah satu jaringan sosial.
Antaralain faktor-faktor yang membuat seseorang mengunakan identitas palsu
adalah untuk menutup jejak didunia maya, dan menjaga repotasi harga diri.
Dimana seseorang ingin meluapkan emosinya didunia maya, tanpa diketahui oleh
orang lain siapa dia sebenarnya.
Jadi perkembangan internet pun akan berdampak positif
maupuun negatif, tergantung dengan individu itu sendiri yang mengunakan atau
berinteraksi dengan internet.
VI. Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar